sa'at shalat

Jumat, 10 Agustus 2012

majalah-alkisah.com
Umar Melahirkan Umar
PDFPrintE-mail
Saturday, 11 August 2012 03:17

At-Tirmizi meriwayatkan bahwa Umar bin Khaththab RA berkata, “Dari keturunanku (dzurriyyahku) akan lahir seorang lelaki yang menyerupaiku dari segi keberanian dan akan mengisi dunia dengan keadilan.”

www.majalah-alkisah.comAlkisah, di zaman Khalifah Umar bin Khaththab RA, ada seorang gadis shalihah dengan ibunya menjual susu.

Suatu saat ibunya menyuruh putrinya untuk mencampur susu dagangannya dengan air, agar mendapatkan untung yang lebih banyak. Namun putrinya menolak.

Lalu ibunya berkata, “Bukankah Khalifah Umar tidak melihat apa yang kita lakukan?”

Putrinya menjawab, “Betul, Bu.... Khalifah Umar tidak melihat apa yang kita lakukan, tapi Tuhan, yang tidak pernah tidur, pasti mengetahui dan melihat.”

Allah Maha melihat segala sesuatu, baik yang tampak jelas, yang tersembunyi, maupun yang samar. Pengliatan Allah tanpa hijab, tanpa batas, tanpa menggunakan alat, tanpa menggunakan mata atau kelopak mata. Semuanya dilihat oleh Allah, kecil atau besar, dekat atau jauh, semuanya jelas bagi Allah.

Tak disangka, percakapan itu didengar oleh Umar bin Khaththab RA, yang sedang berjalan di tengah malam mengontrol rakyatnya. Beliau terharu dengan perkataan sang gadis sampai-sampai beliau menangis.

Lalu Umar RA memerintahkan putranya, Ashim, untuk meminang gadis itu.

Ashim bin Umar bin Khaththab menikah dengan anak gadis tersebut. Dari pernikahan itu, Umar bin Khaththab RA dikaruniai cucu perempuan bernama Laila, yang dikenal dengan nama Ummi Ashim.

Suatu malam Umar bermimpi. Dalam mimpinya ia melihat seorang pemuda dari keturunannya bernama Umar akan menjadi pemimpin seperti dirinya memimpin umat Islam. Dan wanita shalihah ini akhirnya menurunkan seorang cucu yang menjadi pemimpin besar dalam sejarah Islam, yaitu Umar bin Abdul Aziz.

Umar bin Abdul Aziz lahir di Helwan, sebuah kampung yang terletak di Mesir, pada tahun 61 H. Umar kecil hidup dalam lingkungan istana dan mewah. Dialah anak dari keturunan Umayyah yang akan memperbaiki bangsa.

Umar bin Abdul Aziz menuntut ilmu sejak masih kecil. Beliau sentiasa berada di dalam majelis ilmu. Umar bin Abdul Aziz telah hafal Al-Qur’an sejak masih kecil. Beliau lalu merantau ke Madinah untuk menuntut ilmu agama. Di sana beliau berguru dengan beberapa tokoh terkemuka, kemudian kembali dan  melanjutkan pelajaran dengan beberapa tokoh terkenal di Mesir

Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah pada usianya 37 tahun. Beliau dilantik menjadi khalifah selepas kematian Sulaiman bin Abdul Malik, tetapi beliau tidak suka dengan cara pelantikan tersebut. Lalu beliau memerintahkan supaya memanggil semua rakyat untuk mendirikan shalat dan memba’aitnya secara resmi.

Ada beberapa perubahan yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz setelah diangkat menjadi khalifah. Di antaranya, pertama, menghapuskan cacian terhadap Sayyidina Ali bin Abu Thalib dan keluarganya yang disebut dalam khutbah-khutbah Jum’at dan digantikan dengan beberapa potongan ayat suci Al-Qur’an.

Kedua, merampas kembali harta-harta yang disalahgunakan oleh keluarga Bani Umayyah dan mengembalikannya ke Baitul Mal.

Ketiga, memecat pegawai-pegawai yang menyalahgunakan kekuasaan yang dilantik atas pengaruh keluarga Umayyah.

Umar bin Abdul Aziz, yang terkenal dengan keadilannya, telah menjadikan keadilan sebagai keutamaan pemerintahannya. Beliau ingin semua rakyat dilayani dengan adil, tidak memandang keturunan dan pangkat, supaya keadilan dapat berjalan dengan sempurna. Keadilan yang beliau perjuangankan menyamai keadilan di zaman kakeknya, Khalifah Umar bin Khaththab RA.

Umar bin Abdul Aziz wafat pada tahun 101 H ketika berusia 39 tahun.

Wallahu 'alam.

Hasan Husen Assagaf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar