Nabi Ilyas As: Berbuka Puasa dengan Makanan Surga
Ihwal Nabi Ilyas kurang banyak diungkap, namun diyakini bahwa beliau masih hidup di dunia bersama Nabi Khidir,
Nabi Ilyas AS adalah keturunan Nabi Harun yang Ke empat, ia di utus Allah kepada kaum Bani Israel yang suka menyembah berhala, yang di sebut “Berhala Ba’al.”
Sebuah riwayat menyebutkan, Nabi Ilyas Al-Nasyabi, yang mendapat panggilanIbnu Yasin, di yakini masih hidup di Bumi. bersama Nabi Khidir. Sedangkan Nabi Isa dan Nabi Idris juga masih hidup di langit.
Ilyas dan Khidir saling berkumpul pada saat bulan Ramadhan di Baitulmakdis. Keduanya mengerjakan ibadah haji di Padang Arafah dan minum air Zamzam.
Dalam suatu perjalanan bersama Rasul SAW, di suatu lembah, Anas bin Malik mendengar seseorang berkata, “Ya Allah, jadikanlah aku salah satu dari umat Muhammad yang di cintai, diberi ampunan, dan diterima tobatnya.” Selanjutnya Anas berkisah…:
Kudekati lembah itu, dan ternyata ada seseorang di sana. “Siapa kamu?” dia bertanya. “Anas bin Malik, aku pelayan Rasul,” jawabku.
“Dimana beliau?” ia bertanya lagi. “Ada di sini, beliau mendengar ucapanmu,” jawabku.
“Temuilah beliau, dan sampaikan salamku, katakan padanya, “Saudaramu, Ilyas, menyampaikan salam,” katanya.
Maka kuberitahukan hal itu kepada beliau, kemudian Rasulullah SAW menemui, memeluk dan mengucapkan salam kepadanya. Setelah itu keduanya duduk dan berbincang-bincang.
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak makan dalam setahun kecuali hanya satu hari. Di hari ini adalah hari berbukaku, aku akan makan bersamamu.”
Maka turunlah meja makan dari langit yang di atasnya terdapat roti, ikan laut dan daun seledri. Lalu mereka berdua makan dan juga memberiku makan, lalu kami salat ashar. Setelah Ilyas meninggalkan Rasulullah dan aku melihat lintasan perjalanannya di awan menuju langit.
Sebuah riwayat menyebutkan, hal itu terjadi dalam perang tabuk, ketika Rasulullah mengutus Anas bin Malik dan Hudzaifah bin Al-Yaman menemuinya. Keduanya mengatakan, “ternyata ia seorang yang berbadan dua atau tiga hasta lebih tinggi dari kami.”
Ketika Rasul berkumpul dengan Ilyas, keduanya makan makanan dari surga. Ilyas berkata, “setiap 40 hari saya baru makan.” Sedangkan di Meja makan Itu terdapat Roti, Anggur, pisang, Kurma, dan sayur-sayuran selain bawang.
Rasulullah bertanya perihal Khidir, maka ia menjawab, “Sesungguhnya engkau akan bertemu dengannya sebelumku, maka sampaikan salamku untuknya.”
Pengalaman Tsabit, salah seorang sahabat, menyebutkan, ketika ia sedang salat sunah di pinggir kota Kufah bersama Mush’ab bin Zubair, tiba-tiba dari belakang terdengar suara, “jika kamu membaca Ghafirudz Dzanbi (yang menghapuskan dosa), ucapkanlah, “Wahai Dzat yang menghapuskan dosa, ampunilah aku atas dosa-dosaku.”
Jika kamu membaca Qarbilut Taubati (yang menerima Taubat), ucapkan, “Wahai Dzat yang menerima taubat, terimalah tobatku.”
Jika kamu membaca Syadiul Iqabi (yang keras hukuman-Nya), “Wahai Dzat yang keras hukuman-Nya, janganlah Engkau menghukumku.”
Dan jika kamu membaca Dzat Tuuli (yang mempunyai karunia), ucapkan, “Wahai Dzat yang karunia, keruniakanlah kepadaku rahmat dalam waktu yang lama.”
Ketika itu ia membaca surat Al-Mukmin ayat 1-3, yang artinya, “Ha Mim, turunnya kitab (Al-Qur’an) ini dari Allah, yang Maha Perkasa, yang Maha Mengetahui. Yang menghapuskan dosa, yang menerima Tobat, amat keras hukuman-Nya, dan besar kekuasaan-Nya. Tiada Tuhan selain Dia, kepada-Nya lah tujuan kembali,”
Setelah itu aku menoleh dan ternyata tidak menemukan seorang pun di belakangku. Lalu aku keluar dan bertanya kepada orang-orang. “Apakah orang yang melintas di depan kalian menaiki seekor keledai yang besar?”
Mereka menjawab, “Tidak ada orang yang melintas di sini,” dan mereka tidak mengetahui melainkan Ilyas.
Ilyas adalah Nabi yang ke 17. Ia di utus untuk menyadarkan penduduk Ba’albakatau Punicia yang menyembah berhala Ba’al. Negaranya terletak di bagian pantai Arab Utara, tapi ada yang menyebut sebelah barat Damaskus sekarang. Bangsa Punicia adalah bangsa pelaut. Di wilayah Libanon ditemukan bangunan altar penyembahan Ba’al yang disebut Heliopolis.
Nama Ilyas disebut dua kali dalam surat Al-An’am ayat 85, bersama dengan Nabi Zakaria, Yahya, dan Isa , sebagai orang-orang yag saleh, dan Surah As-Saffat ayat 123, sebagai orang yang di utus oleh Allah.
Surah As-Saffat ayat 123-130 mengungkapkan tugas dakwah Nabi Ilyas dalam menyeru kaumnya bertauhid, menyembah hanya kepada Allah.
“Apakah kamu tidak takut pada siksaan Allah? Kenapa kamu menyembah berhala Ba’al dan mengabaikan Allah?” seruan itu dijawab, “Kami sudah sejak lama menyembah Ba’al, sejak nenek moyang kami, oleh karena itu kami tidak bisa meningglkan begitu saja.”
Karena penolakan itu, Allah menurunkan azab, kecuali orang-orang yang menerima seruan Ilyas, berupa musim kering selama tiga tahun berturut-turut, sehingga mereka kelaparan, karena tanaman dan ternak mereka rusak. Akhirnya mereka menerima ajakan Ilyas, tetapi setelah kehidupan kembali normal, mereka mengulang menyembah berhala.
Nabi Ilyas selalu dikejar dan dicari-cari oleh kaumnya untuk dibunuhnya. Oleh karena itu Nabi Ilyas lari menghindar untuk menyelamatkan diri, bersembunyi di rumah-rumah yang sepi dan kosong.
Berkat kekuasaan Allah, setiap rumah yang dimasuki Nabi Ilyas, maka disana sudah tersedia makanan.
Akhirnya orang-orang mengetahui, setiap mereka memperoleh makanan dalam sebuah rumah, mereka mengatakan, “Pasti rumah ini sudah di masuki oleh Ilyas.”
Melihat kenyataan itu, Ilyas memohon kepada Allah agar tugasnya di akhiri, dan beliau pun wafat. Tugasnya diteruskan oleh Nabi Ilyasa’ keponakannya sendiri. Tapi ada riwayat yang menyebutkan, Ilyasa’ adalah anak seorang perempuan Bani Israel tempat Ilyas menyembunyikan diri dari kejaran umatnya yang tetap durhaka. Dia mempunyai seorang anak laki-laki, bernama Ilyasa’, yang penyakitan. Setelah disembuhkan Ilyas, Ilyasa’ menjadi pengiring setia Ilyas.
Nama Ilyasa’ disebut dua kali dalam Al-Qur’an, yaitu dalam surah Shad ayat 48 dan Surah Al-An’am ayat 86. Ia termasuk dalam daftar Nabi Bani Israel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar