Buru Alqaidah, Agen CIA Menyaru Mualaf
Jumat, 26 dZulqa'dah 1433 / 12 Oktober 2012
REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Seorang warga negara Denmark, Morten Storm (36 tahun) berpura-pura menjadi mualaf dan hidup bersama komunitas minoritas muslim di Denmark. Mata-mata intelejen Denmark, The Danish Security and Intelligence Service (PET) sekaligus agen Central Intelligence Agency (CIA) AS tersebut bertugas dalam tim pemburuan pemimpin Alqaidah, Anwar Al-Awlaki.
Berdasarkan pengakuannya kepada surat kabarJyllands-Posten, Storm dengan bangganya mengaku berhasil menyusup lingkaran persembunyian Al-Awlaki. Dia pun mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian pimpinan Al-Qaeda tersebut.
"Saya membantu CIA dan PET dalam pantuan Anwar. Atas bantuan saya, AS dapat mengirimkan pesawat untuk memburunya," ujarnya.
Al-Awlaki tewas dalam serangan pesawat AS bulan September tahun lalu. Storm mengaku berhasil menghimpun informasi keberadaan Al-Awlaki. Berkat informasi tersebut, AS mengerahkan pasukan atas perintah Presiden AS Barak Obama untuk melakukan penyerangan.
Storm mengatakan, sejak awal September 2011, ia mengaku berkomunikasi secara intensif dengan Al-Awlaki. Bermotif urusan jual beli, Storm berhasil menjalin hubungan dengan pimpinan Alqaidah tersebut. "Itu rencana yang disusun CIA dan PET," kata Storm ringan.
Terkait penyamarannya, Storm mengaku terbiasa hidup dengan dua identitas. Menutup identitas aslinya sebagai agen intelejen, Morten Storm bergabung dengan komunitas muslim sebagai Murrad Storm.
Al-Awlaki tewas dalam serangan pesawat AS bulan September tahun lalu. Storm mengaku berhasil menghimpun informasi keberadaan Al-Awlaki. Berkat informasi tersebut, AS mengerahkan pasukan atas perintah Presiden AS Barak Obama untuk melakukan penyerangan.
Storm mengatakan, sejak awal September 2011, ia mengaku berkomunikasi secara intensif dengan Al-Awlaki. Bermotif urusan jual beli, Storm berhasil menjalin hubungan dengan pimpinan Alqaidah tersebut. "Itu rencana yang disusun CIA dan PET," kata Storm ringan.
Terkait penyamarannya, Storm mengaku terbiasa hidup dengan dua identitas. Menutup identitas aslinya sebagai agen intelejen, Morten Storm bergabung dengan komunitas muslim sebagai Murrad Storm.
"Selama enam tahun terakhir, saya menjalani kehidupan ganda. Saya menjadi seorang muslim radikal dan bergaul dengan teman-teman teroris. Banyak keluarga dan teman-teman saya yang percaya bahwa saya seorang muslim berdedikasi. Sekarang mereka tahu saya hanyalah melawan teror," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar