Oleh : Ustadz Drs. Atok’illah Wijayanto
masjidjami.com
"Barang siapa yang mengagungkan bulan Sya’ban, bertakwa kepada Allah dan taat kepada-Nya, serta menahan diri dari perbuatan maksiat, maka Allah SWT mengampuni dosanya dan menyelamatkannya pada tahun itu dari segala macam bencana, dan dari bermacam-macam penyakit."
Sisi yang urgen direnung ulang memasuki bulan Sya’ban, yang merupakan salah satu dari 12 bulan dalam penanggalan Islam, yang dalam sejarah kehidupan dan perjalanan agama Islam memiliki arti sangat penting karena pada bulan ini, banyak kejadian besar dan kebaikan terjadi di dalamnya.
Menurut Imam Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arob, makna kata Sya’ban adalah dari lafadz ‘Sya’aba’ atau berarti ‘dhoharo’ (tampak) diantara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.
Sedangkan Menurut As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al Malikiy dalam kitab beliau ‘Madza fi Sya’ban’, dalam bulan Sya’ban ini ada kejadian-kejadian besar yang berkaitan erat dengan perjalanan hidup umat. Kejadian-kejadian tersebut diantaranya:
1.Pada Sya’ban, Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho ke arah Masjidil Harom, yang sebelumnya tatkala umat Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah Baitul Maqdis. Apa yang mereka lakukan ini menjadi bahan cemoan orang-orang Yahudi di Kota Madinah. Mereka mengatakan, katanya Muhammad membawa risalah dan agama baru yang lengkap. Tapi ternyata kiblat mereka masih menggunakan kiblatnya orang Yahudi, yaitu Baitul Maqdis. Ucapan tersebut, bagi sebagian umat Islam yang baru masuk Islam dan sangat tipis imannya, sudah lebih dari cukup untuk memurtadkan mereka kembali. Sehingga kondisi ini menjadi pemikiran yang sangat mendalam bagi Nabi SAW. Karena itu, Nabi selalu berdoa dan sering melihat keatas berharap ada firman Allah, yang memberi solusi masalah ini. Kemudian tepatnya pada 15 Sya’ban, Allah berkenan memindah kiblat umat Islam menuju Masjidil Harom.
2.Pada bulan Sya’ban, segala amal manusia dalam jangka waktu satu tahun dilaporkan kehadirat Allah SWT. Sebagaimana hadits yang disampaikan sahabat Usamah bib Zaid ra. ; “Saya pernah berkata: Ya Rasulullah! Saya tidak melihat Anda berpuasa penuh pada bulan lain, seperti puasa Anda di bulan Sya’ban ini? Beliau menjawab: Pada bulan ini adalah sebuah bulan yang banyak dilalaikan oleh umat manusia, dan dia berada diantara Rajab dan Ramadhan yang pada bulan tersebut seluruh amal manusia dilaporkan ke hadirat Allah, maka aku senang tatkala amal ibadahku dilaporkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An-Nasaiy).
3.Pada bulan ini, khususnya pada malam nisfu Sya’ban, Allah berkenan untuk menentukan umur manusia. Seperti dalam hadits Aisyah ra, yang pernah bertanya kepada Nabi SAW : Wahai Rasulullah, apakah bulan yang Anda paling sukai untuk melakukan puasa adalah bulan Sya’ban? Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah pada bulan ini menetapkan setiap jiwa manusia yang akan mati pada satu tahun ke depan, maka aku senang tatkala ajalku tiba aku sedang dalam keadaan puasa.”
Karenanya, para ulama salaf kita pada malam nisfu Sya’ban setelah maghrib mengadakan acara khusus dengan membaca surah Yasin tiga kali, dengan niatan pertama, semoga dipanjangkan umur dalam ibadah kepada Allah. Kedua, dengan niatan semoga dijauhkan dari segala balak dan musibah. Ketiga, kita berdoa agar selalu diberi kecukupan dunia oleh Allah.
Selain itu, dianjurkan untuk memperbanyak bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, memperbanyak puasa sunnah, dan memperbanyak melakukan shalat malam, dengan iringan doa dan istighfar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar