Para Sahabat dari Kalangan Non-Arab (2)
Kamis, 19 Juli 2012, 17:17 WIB
Pada saat pembebasan Kota Makkah, Rasulullah menyuruh Bilal untuk mengumandangkan azan di belakang Ka'bah. Azan itu adalah azan yang pertama dikumandangkan di Makkah.
Suatu hari, pada waktu Subuh, Rasulullah berkata kepada Bilal, ''Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku mengenai amalan yang menurutmu paling besar pahalanya yang pernah kamu kerjakan dalam Islam. Sesungguhnya, aku pernah mendengar suara jalanmu di hadapanku di surga.''
Bilal menjawab, ''Saya tidak pernah mengerjakan amalan yang menurutku besar pahalanya. Tapi saya tidak wudhu pada waktu malam dan siang, melainkan saya menunaikan shalat yang diwajibkan untuk mengerjakannya.''
Salman Al-Farisi: Pahlawan Perang Khandaq
Nama lengkapnya adalah Mabah bin Budzkhasyan bin Mousilan bin Bahbudzan bin Fairuz bin Sahrk Al-Isfahani dari Isfahan (Persia). Namun, ia lebih dikenal dengan nama Salman Al-Farisi. Nama panggilannya adalah Abu Abdillah dan digelari dengan Salman Al-Khair.
Salman adalah sosok sahabat yang terkenal memiliki ide-ide brilian, memiliki tubuh yang kuat, dan pandai dalam ilmu-ilmu syariat. Ia pernah menjadi penjaga api di kuil tempat pemujaan orang-orang Persia.
Sebelum Islam datang, Salman memeluk agama Nasrani karena ia terpikat dengan model sembahyang mereka. Atas saran seorang uskup yang ditemuinya di Mosul, Salman pergi menemui Rasulullah yang saat itu sudah hijrah ke Madinah.
Sang uskup mengabarkan kedatangan seorang nabi akhir zaman. Ia berpesan agar Salman mengikuti nabi tersebut dan nabi itu akan hijrah ke sebuah daerah yang banyak ditumbuhi pohon kurma dan daerahnya diapit dua bidang tanah yang berbatu hitam. Nabi itu tidak mau makan dari sedekah dan terdapat tanda kenabian di pundaknya.
Saat berjumpa dengan Nabi SAW, Salman melihat semua ciri-ciri tersebut. Maka, ia pun mengikrarkan diri masuk Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar