AL IMAM AL BUKHARI
kisahislam.net
Nasab dan Kelahiran Beliau
Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al
Mughirah bin Bardizbah Al Ja’fi Al Bukhari -rahimahullah- . Lahir pada
bulan Syawwal tahun 194 H.
Guru-guru Beliau
Beliau banyak melakukan perjalanan dalam mencari hadits (ilmu) ke
seluruh penjuru dunia. Beliau belajar hadits di Khurasan, Al Jibal,
Iraq, Hijaz, Syam, Mesir dan lainnya. Diantara guru-gurunya adalah :
Makki bin Ibrahim, Abdan bin Utsaman Al Muruzi, Abu ‘Ashim Asy Syaibani,
Muhammad bin Abdulloh Al Anshori, Muhammad bin Yusuf, Abu Walid Ath
Thayalisi, ABdulloh bin Maslamah Al Qa’nabi, Abu Bakar Al Humaidi,
Abdullah bin Yusuf, Abul Yaman,Ismail bin abu uwais, Muhammad bin
Katsir, Khalid Al Mukhalid, Ali Ibnu Al Madini, Ahmad bin Hanbal, Yahya
bin Ma’in dan masih banyak lagi -rahimakumullah-
Beliau sering pergi ke baghdad dan mengajarkan hadits disana.
Ibadah dan Muamalah Beliau
Bakar Abu Said berkata,” Ada seseorang yang membawakan barang dagangan
kepada Muhammad bin Ismail (Al Bukhori), dan setelah Isya’ berkumpullah
beberapa pedagang untuk mengambil dagangan tersebut dengan memberi untuk
5000 dirham. Beliau menyetujui dan berkata kepada merka,” Pulanglah
kalian malam ini,” Pagi harinya datang para pedagang lain yang ingin
mengambil dagangan tersbut dengan memberikan keuntungan 10000 dirham,
namun beliau menolaknya dan berkata,”Saya sudah meniatkan untuk
memberikan barang dagangan ini kepada para pedagang yang telah datang
tadi malam, dan saya tidak senang membatalkan niat saya.”
Bakar Abu Said juga berkata,” Pada suatu hari Muhammad bin Ismail
merasa terganggu ketika sedang sholat. Selesai sholat dia berkata kepada
para sahabatnya,” Lihatlah ini ! apa yang menggangguku di waktu sedang
sholat.!”,Maka mereka melihatnya, ternyata lalat penyengat telah
menyengat sebanyak 17 tempat, akan tetapi dia tidak memutuskan
sholatnya. Tatkala para sahabatnya menanyakan mengapa tidak memutuskan
sholat sejak awal, dia menjawab,” Karena saya sedang sholat, saya lebih
suka untuk menyempurnakannya.” Nasj bin Said berkata,” Ketika awal malam
bulan ramadhan, para sahabat Al Bukhori berkumpul bersamanya. Beliau
sholat bersama mereka dengan membaca 20 ayat setiap rakaat. Setiap waktu
sahur beliau membaca Al Qur’an lebih dari sepertiganya, dan
menghatamkannya selama 3 hari juga pada waktu sahur. Jika pda waktu
tersebut beliau tidak menghatamkan, maka beliau sempurnakan/selesaikan
pada waktu iftar (bebuka puasa) sambil berdoa.”
Muhammad bin Yusuf berkata,” Pada suatu malam saya bersama Muhammad bin
Ismail Al Bukhori di rumahnya. Saya menghitung dia bangun untuk
menyalakan lampu lalu mudzakarah (menelaah) sesuatu ampai 18 kali, dan
pada waktu sahur beliau melakukan sholat lain 13 rakaat dengan witir 1
rakaat.”
Pujian Ulama kepadanya
Muhammad bin Abu Hatim mendengar Imam Al Bukhori berkata,” Tatkala masuk
ke kota Bashrah, saya bermajelis dengan Muhammad bin Basyar, ketika
keluar majelis, dia melihatku. Dia bertanya kepadaku,”Darimana kamu
wahai pemuda?”, Maka akupun menjawab,” dari penduduk Bukhara.”.
Bagaimana kamu justru meninggalkan Abu Abdillah Al Bukhori dan tidak
belajar kepadanya?,” keluhnya. Maka para Sahabat Muhammad bin Basyar
berkata kepadanya,”Semoga engkau merahmati engkau. Dialah Abu Abdillah
(Al Bukhori ) itu.” lantas Muhammad bin Basyar memegang tanganku dan
memelukku. Kemudian beliau berkata,” Selamat atas kedatangan orang yang
besar lagi mulai yang telah kami tunggu sejak dua tahun lalu.”
Muhammad bin Ishaq berkata,” Saya tidak melihat dibawah kolong langit
ini yang lebih alim tentang hadits daripada Muhammad bin Ismail Abu
Abdillah.”
Abu Ja’far Abdullah bin Muhammad Al Ja’fi berkata,” Muhammad bin Ismail
dalah seorang imam. maka barangsiapa yang tidak menjadikannya sebagai
imam, maka ia pantas untuk dicurigai.”
Kedalaman Ilmu Haditsnya
Para ulama dari berbagai negeri seperti Bashrah, Syam, Hjaz, dan Kufah menaruh hormat kepada Al bukhori.
Pernah Imam Al Bukhori datang ke baghdad, dan kedatangannya didengar
oleh para Ulama Ahlul Hadits, mereka berkumpul dan bersepakat untuk
menguji Imam Bukhori dengan 100 hadits. Mereka membolak-balik matan (isi
hadits) dan sanad (para periwayat hadits)nya. dan menyerahkan hadits
yang sudah dibolak bailk tersebut kepada 10 orang, sehingga setiap orang
mendapat jatah 10 hadits. Ketika hari yang sudah ditentukan untuk
bermajelis telah tiba, datanglah para Ahli hadits baik dari Maghrib,
Khurasan, Baghdad dan tempat lainnya. tatkala suasana majelis sudah
nampak tenang, mulailah salah seorang dari 10 orang tadi menyampaikan
hadits yang telah dibolak balikkan itu, dan setiap selesai membacakan
satu hadits dia bertanya kepada Imam Al Bukhori tentag hadits tersebut,
maka Imam Al Bukhori menjawab,” Aku tidak tahu tentang hadits tersebut.”
lalu dibacakanlah lagi hadits berikutnya dan ditanyakan lagi kepadanya.
Dia menjawab lagi “Tidak tahu.” demikian sampai 10 hadits. para Ahli
hadits yang hadir di majelis saling berpandangan satu sama lain dan
berkata,” Jawaban al Bukhori itu menunjukkan dia orang yang lemah dan
sedikit hafalan serta pemahamannya.” lalu mulailah orang kedua, ketiga,
kempat sampai selesai 10 orang yang membacakan semua hadits yang dibolak
balik tadi sehingga mencapai 100 hadits. dan setiap ditanya tentang
hadits yang dibacakan kepadanya, Imam bukhori tetap menjawab,” Saya
tidak tahu hadits tersebut.” Tidak lebih dari itu. Ketika Imam Bukhori
mengetahui pembacaan hadits-hadits tersebut telah selesai, maka beliau
menghadap kepada orang orang pertama yang membacakan hadits tadi dan
berkata,”Adapun haditsmu yang pertama seperti itu maka yang benar
begini, haditsmu yang kedua begitu, maka yang benar begini dan
seterusnya sampai 10 hadits. Beliau mengembalikan matan dan sanad hadits
yang telah dibolak balik sebagaimana semula. demikianlah yang diperbuat
Imam Al Bukhori kepada 10 orang tersebut. Hingga manusia menetapkan
kuatnya hafalan Imam Al Bukhori dan keutamaannya.
Majelis Imam Al Bukhori
Abu Ali Shalih bin Muhammad Al Bagdadi berkata bahwa ketika Muhammad bin
Ismail menyampaikan hadits-haditsnya beberapa kali di baghdad, yang
hadir pada setiap majelisnya lebih dari 20.000 orang. Perkataan serupa
juga disampaikan Muhammad bin Yusuf.
Al Bukhori berkunjung ke Bashrah, dan berada di dalam Masjid jami’,
tatkala ada orang yang mengetahuinya, maka dia umumkan kedatangannya
kepada penduduk Bashrah, mereka meminta kepadanya untuk membuah sebuah
majelis ilmu. maka berkumpullah para penuntut ilmu termasuk orang-orang
tua, para ahli fiqih, ahli hadits para huffazh hingga berjumlah ribuan
orang, sehingga keluar ungkapan,” Telah hadir pada hari ini Sayyidul
fuqoha’ (penghulu para ahli fiqih).
Hikmah
Abu Sa’id Bakar bin Munir berkata bahwa Al Amir (penguasa) Khalid bin
AHmad Adz Dzuhli mengirim utusan ke Bukhara kepada Muhammad bin Ismail
agar mengajarkan kitab jami’, At tarikh dan seterusnya (secara privat),
Maka Muhammad bin Ismail berkata kepada utusan tersebut,”Sesungguhnya
kami tidak merendahkan ilmu, dan tidak mengajarkan kerumah-rumah. Jika
engkau membutuhkan ilmu tersebut maka datanglah ke masjid saya atau
rumah saya, jika tidak, engkau dalah penguasa, mampu melarang saya untuk
bermajelis, sehingga saya memiliki udzur di hadapan Alloh Azza wa Jalla
pada hari kiamat. Karena saya tidak akan menyembunyikan ilmu, sebab
Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda,” barangsiapa ditanya
tentang suatu ilmu lantas dia menyembunyikannya maka dia akan dikekang
dengan tali kekang dari neraka.”
Imam Bukhori berkata,”Gerakan, suuara dan tulisan mereka adalah
makhluq, adapaun Al Qur’an yang dibaca, yang tetap dalam mushaf yang
tertulis dan yang terjaga (dihafal) dalam hati, maka itu adalah kalam
Allah dan bukan makhluq, Alloh Azza wa Jalla berfirman,” Sebenarnya, Al
Qur’an adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang
berilmu,” [QS Al Ankabut 49]
Ibrahim bin Muhammad setelah penyelenggaraan jenazah Muhammad bin ismail
berkata bahwa Shahibul Qishar kemarin bertanya kepada Muhammad bin
Ismail,” Wahai Abu Abdillah, apa yang engkau katakan tentang Al Qur’an?’
Beliau menjawab,” Al Quran adalah kalamulloh bukan makhluq” Kemudian
aku (Ibrahim bin Muhammad ) berkata,” Manusia menyangka engkau
mengatakan apa-apa yang terdapat dalam mushaf itu bukan Al Qur’an ! dan
ayat-ayat yang berada di dalam dada-dada manusia juga bukan Al Qur’an.”
Maka beliau menjawab,” Astaghfirrullah, engkau bersaksi terhadap sesuatu
yang tidak kau dengar dariku. Maka aku katakan sebagaiman firman Alloh
Azza wa Jalla ,” Demi Thur dan demi kitab yang tertulis.” [QS Ath Thur
1-2]
Wafat beliau
Abdul Wahin bin Adam berkata,” Saya melihat Rosululloh Sholallahu Alaihi
Wassalam didalam mimpi bersama para sahabatnya. beliau berhenti/berdiri
pada suatu tempat. Aku mengucapkan salam kepada beliau dan beliaupun
menjawab salamnya. Aku bertanya,” Mengapa berhenti disini wahai
Rosululloh?.” Beliau menjawab,” Aku menunggu Muhammad bin Ismail Al
Bukhori.” , Setelah beberapa hari maka datanglah kabar tentang kematian
Imam Al Bukhari, dan tatkala saya perhatikan waktu kematian beliau,
ternyata tepat saat aku bermimpi bertemu dengan Rosululloh Sholallahu
Alaihi Wassalam .
Abul Hasan bin Salim berkata,”Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al
Bukhari meninggal pada malam sabtu malam idul fitri tahun 256 H.”
Yahya bin Ja’far berkata,” Seandainya saya mampu untuk menambah usia
Muhammad bin Ismail Al Bukhori, maka akan saya lakukan. Karena
kematianku adalah kematian seorang biasa, namun kematian Al Bukhori
adalah hilangnya ilmu.”
Maraji:
- Tarikh Al Baghdad, karya Al Khatib Al baghdadi
- Siyar A’lam An Nubala kaya Imam Adz Dzahabi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar