sa'at shalat

Kamis, 19 Agustus 2010

Seteguk Air Bagi Orang Saleh Yang Kehausan

(fiqhislam.com)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXlQLjRYk8ik678YDMfu8lK_ZmcAUaxImOzcJ347hGlR0MRNIUdOuuNZC1dSx6ahLHD-wqvzvs4gBfOsHgqMm_9CV8IRysoirEIlQT-7_99PGgXuzcm4tSqzYD3PQtKg68svg-x-3MzPI/s320/_R00-12-Hormonic200.jpg

Rasulullah SAW telah menjelaskannya melalui sebuah kisah tentang dua orang, yaitu seorang ahli ibadah dan seorang yang suka berlebih-lebihan. Ketika keduanya berjalan melewati sebuah padang pasir, sang ahli ibadah merasa kehausan hingga ia pun terjatuh.

Maka, orang yang bersamanya hanya bisa melihatnya saja, tetapi kemudian ia berkata:
“Demi Allah, jika hamba yang shaleh ini mati karena kehausan, sedangkan aku masih memiliki air, maka aku tidak akan mendapatkan kebaikan sedikit pun dari Allah SWT untuk selama-lamanya, tetapi jika aku memberi minum kepadanya dengan airku ini, niscaya aku akan mati”.

Akhirnya, ia bertawakkal kepada Allah dan bertekad untuk menolongnya. Kemudian ia memercikkan air ke arah sang ahli ibadah itu, lalu ia memberinya minum dengan sisanya, hingga akhirnya sang ahli ibadah itu pun bangun kembali dan berhasil melewati padang pasir tersebut.

Setelah melalui hisab (perhitungan amal) atas dirinya, orang yang menolong ahli ibadah itu pun diperintahkan untuk menuju ke neraka.

Ketika ia digiring oleh para malaikat, ia melihat sang ahli ibadah, kemudian ia berkata kepadanya:

“Wahai Fulan, apakah kamu masih mengenaliku?”. Sang ahli ibadah itu menjawab: “Siapa kamu?”.


Orang itu berkata: “Aku adalah orang yang mendahulukan kepentinganmu daripada kepentingan diriku sendiri pada hari dimana kita berada di padang pasir”.

Ahli ibadah itu berkata: “Ya, aku mengenalmu”, lalu ia berkata kepada para malaikat: “Berhentilah”. Para malaikat pun berhenti, dan sang ahli ibadah itu berdo’a kepada Tuhannya: “Wahai Tuhan, Engkau telah mengetahui bahwa tangannya sekarang berada di tanganku, dan Engkau telah mengetahui bagaimana ia telah mendahulukan kepentinganku daripada kepentingan dirinya sendiri.

Wahai Tuhanku, berikanlah ia kepadaku”. Maka Tuhan berkata: “Dia adalah untukmu”. Sang ahli pun langsung mengambil tangan saudaranya itu, lalu ia memasukkannya ke dalam surga. (Bobby Herwibowo LC/VIVAnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar