sa'at shalat

Rabu, 11 Agustus 2010

hadist tentang Puasa Ramadhan



1

HR. Baihaqi melalui Ibnu Umar r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Shaum dan Al-Qur'an dapat memberi Syafa'at kepada hamba yang mengerjakannya kelak dihari kiamat.

Shaum (puasa) mengatakan:

'Wahai Rabb-ku, sesungguhnya aku telah mencegahnya dari makan dan nafsu syahwat disiang hari karena itu izinkanlah aku memberi Syafa'at kepadanya'

Al-Qur'an berkata:

'Wahai Rabb-ku, aku cegah dia dari tidur dimalam hari karena itu izinkanlah aku memberi Syafa'at kepadanya'

2

HR. Bukhari, Muslim melalui Sahl bin Sa'd r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Sesungguhnya didalam Surga itu terdapat pintu yang dinamakan Ar-Rayyan, orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat kelak.

Tidak bisa masuk bersama mereka seorangpun selain mereka.

Kelak akan ada pengumuman:

'Dimanakah orang yang berpuasa?'

Mereka lalu berduyun-duyun masuk melalui pintu tersebut.

Setelah orang yang terakhir dari mereka telah masuk, pintu tadi ditutup kembali, tidak ada lagi orang lain yang akan memasukinya.

3

HR. Thabrani melalui Abu Hurairah r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Dan demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, sungguh bau busuk mulut orang yang berpuasa bagi Allah SWT besok pada hari kiamat lebih harum daripada bau minyak kasturi.

4

HR. Bukhari, Muslim melalui Sahl bin Sa'd r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Seseorang itu senantiasa berada didalam kebaikan selagi mereka selalu menyegerakan berbuka Puasa.

5

HR. Ahmad melalui Abu Hurairah r.a


Rasulullah Saw bersabda: Allah SWT berfirman:

Hamba-hamba-Ku yang paling Aku senangi ialah mereka yang cepat-cepat berbuka Puasa bila sudah tiba waktunya.

6

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Aisyah r.a dan Ummu Salamah r.a,

Kedua-duanya berkata:

Nabi Saw bangkit dari tidur dalam keadaan berjunub bukan dari mimpi kemudian meneruskan Puasa.

7

HR. Baihaqi melalui Jabir bin Abdullah r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Tiada shaum bagi orang yang bershaum selama-lamanya.

8

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, berkata:

Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Saw lalu berkata:

'Binasalah aku wahai Rasulullah Saw'

Rasulullah Saw bertanya:

'Apakah yang telah membinasakanmu ?'

Laki-laki itu menjawab:

'Aku telah bersetubuh dengan isteriku pada siang hari di bulan Ramadhan' Rasulullah Saw bertanya:

'Mampukah kalian memerdekakan seorang hamba ?'

Laki-laki itu menjawab:

'Tidak'

Rasulullah Saw bertanya:

'Mampukah kalian berpuasa selama dua bulan berturut-turut ?'

Laki-laki itu menjawab:

'Tidak'

Rasulullah Saw bertanya lagi:

'Mampukah kalian memberi makan kepada enam puluh orang fakir miskin ?'

Laki-laki itu menjawab:

'Tidak'

Kemudian duduk. Rasulullah Saw kemudian memberikan kepadanya suatu bejana yang berisi kurma lalu bersabda:

'Sedekahkanlah ini'

Laki-laki tadi berkata:

'Tentunya kepada orang yang paling miskin diantara kami. Tidak lagi dikalangan kami di Madinah ini yang lebih memerlukan dari keluarga kami'.

Mendengar ucapan laki-laki itu Rasulullah Saw tersenyum hingga kelihatan sebagian giginya.

Kemudian Beliau bersabda:

'Pulanglah dan berilah kepada keluargamu sendiri'

9

HR. Bukhari melalui Abu Hurairah r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Sesungguhnya Allah SWT yang Maha barakah dan Maha Tinggi berfirman:

Ada dua kegembiraan orang berpuasa,

-Gembira ketika berbuka dan

-Gembira ketika melihat Tuhannya.

10

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Sayyidatina Aisyah r.a, berkata:

Apabila tiba sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah Saw menghidupkan ibadah malam.

Beliau membangunkan isteri Beliau.

Beliau amat bersungguh-sungguh dan bersemangat sekali dalam menghidupkan malam tersebut.

11

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a, berkata:

Biasanya Nabi Saw beriktikaf pada sepuluh hari terakhir dalam bulan Ramadhan.

12

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Abu said Al-Khudri r.a, berkata:

Rasulullah Saw pernah beriktikaf yaitu berada didalam Masjid selama sepuluh hari pada pertengahan bulan Ramadhan. Setelah berlalu malam yang kedua puluh dan memasuki hari atau malam yang kedua puluh satu Beliau pulang kerumahnya. Para sahabat yang beriktikaf bersama-sama Beliau juga turut pulang. Kemudian Rasulullah Saw bersabda di bulan Ramadhan yang sama dan waktu yang sama dimana Beliau pulang ke rumah, setelah menyuruh atau mengajak mereka supaya selalu tabah terhadap kehendak Allah dengan sabdanya:

Aku telah beriktikaf selama sepuluh hari dan kemudian aku lanjutkan selama sepuluh hari yang berikutnya. Oleh karena itu siapa yang ingin melanjutkan iktikaf bersamaku, tetaplah berada ditempat iktikafnya. Aku telah bermimpi melihat Lailatul Qadar tetapi aku terlupa waktunya. Carilah ia dalam sepuluh hari ganjil yang terakhir. Pada waktu itulah aku melihat aku sedang sujud pada air dan tanah.

Abu Said Al-Khudri r.a, berkata: 'Kami dibasahi hujan pada malam hari yang kedua puluh satu. Masjid telah basah, begitu juga dengan tempat Shalat Rasulullah Saw. Aku melihat ke arah Beliau setelah selesai mengerjakan Shalat Subuh. Wajah Beliau basah terkena lumpur dan air'

13

HR. Bukhari, Muslim melalui Anas bin Malik r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Hendaklah kalian bersahur karena didalam bersahur itu ada keberkahannya.

14

HR. Abdullah


Rasulullah Saw bersabda:

Tidurnya orang bershaum (berpuasa) adalah ibadah, diamnya adalah tasbih. Pahalanya dilipat gandakan, doanya dikabulkan, dosanya diampuni.

15

HR. Bukhari, Muslim melalui Abu Hurairah r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Apabila tiba bulan Ramadhan,

-Dibuka pintu-pintu Surga dan

-Ditutup pintu-pintu Neraka serta

-Setan-setan di belenggu.

16

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Sayyidatina Aisyah r.a, berkata:

Apabila tiba sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah Saw menghidupkan ibadah malam.

Beliau membangunkan isteri Beliau.

Beliau amat bersungguh-sungguh dan bersemangat sekali dalam menghidupkan malam tersebut.

17

HR. Bukhari, Muslim melalui Aisyah r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari yang terakhir di bulan Ramadhan.

18

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a, berkata:

'Terdapat beberapa orang dari kalangan sahabat Rasulullah Saw telah bermimpi melihat Lailatul Qadar pada tujuh hari yang terakhir'

Rasulullah Saw bersabda:

Mengikuti pandanganku, mimpi kalian bertepatan dengan tujuh hari yang terakhir.

Oleh karena itu siapa yang ingin mencarinya hendaklah mencarinya pada tujuh hari yang terakhir tersebut.

19

HR. Syaikhan


Rasulullah Saw bersabda:

Carilah Lailatul Qadar dalam malam yang ganjil dari sepuluh malam yang terakhir bulan Ramadhan.

Barangsiapa mengerjakan Shalat sunat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah niscaya dosa-dosanya yang terdahulu diampuni.

20

HR. Syaikhan melalui Ibnu Umar r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Barangsiapa mengerjakan Shalat sunat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah niscaya dosa-dosanya yang terdahulu diampuni.

21

HR. Ar Rifai melalui Tsabit r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Apabila memasuki bulan Ramadhan, aku selalu membebaskan semua tawanan dan memberi setiap orang yang meminta.

22

HR. Bukhari, Muslim melalui Abu Hurairah r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Siapa yang terlupa sedangkan dia berpuasa lalu dia makan atau minum hendaklah dia terus menyempurnakan Puasanya karena dia telah diberi makan dan minum oleh Allah.

23

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Sayyidatina Aisyah r.a, berkata:

Rasulullah Saw mencium salah seorang isteri Beliau sewaktu sedang berpuasa lalu Beliau tersenyum.

24

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Umar bin Abu Salamah r.a, berkata:

Aku bertanya kepada Rasulullah Saw:

'Bisakah orang yang sedang berpuasa mencium isterinya ?'

Rasulullah Saw menjawab:

'Tanyakan kepada wanita ini (sambil menunjuk ke arah Ummu Salamah)'

Yang kemudian memberitahu kepadanya bahwa Rasulullah Saw pernah melakukannya.

Lalu Umar bin Abu Salamah berkata:

'Wahai Rasulullah!, bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang ?'

Rasulullah Saw bersabda:

'Demi Allah, aku adalah orang yang paling bertakwa dan paling merasa takut kepada Allah dari kalian'

25

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Anas r.a, berkata:

Rasulullah Saw pernah mengerjakan Shalat di bulan Ramadhan.

Sebentar kemudian aku datang lalu ikut berdiri disamping Beliau.

Kemudian datang lagi orang lain dan ikut berdiri disampingku.

Begitulah selanjutnya hingga jumlahnya menjadi satu kumpulan.

Apabila Nabi Saw menyadari kami berada dibelakang, Beliau mempercepat Shalat. Kemudian segera masuk ke rumah untuk meneruskan Shalat. Beliau tidak lagi Shalat bersama kami.

Keesokan harinya kami menanyakankan hal itu kepada Beliau:

'Apakah semalam engkau sengaja memberikan pelajaran kepada kami ?'

Beliau menjawab:

'Betul, itulah sebab yang mendorongku melakukannya'.

Anas berkata: 'Kemudian Rasulullah Saw menyambung Puasa'.

Hal itu terjadi di akhir bulan Ramadhan. Beberapa orang sahabat juga turut menyambung Puasa.

Rasulullah Saw kemudian bersabda:

'Mengapa pula mereka mengikutiku menyambung Puasa sedangkan mereka tidak seperti aku. Demi Allah!, seandainya bulan ini ditambah untukku tentu aku akan terus berpuasa hingga mereka yang memberatkan diri mereka itu berhenti dari memberatkan diri mereka'

26

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Sayyidatina Aisyah r.a, berkata:

Rasulullah Saw melarang para sahabat dari menyambung Puasa semata-mata karena didorong oleh perasaan belas kasihan terhadap mereka.

Kemudian mereka bertanya:

'Bukankah engkau sendiri menyambung Puasa, wahai Rasulullah ?'

Beliau menjawab:

'Sesungguhnya aku tidak seperti kalian. Aku diberi makan dan minum oleh Tuhanku'

27

HR. Jamaah


Rasulullah Saw bersabda:

Tidak ada shaum (puasa) bagi orang yang tidak berniat shaum dimalam hari sebelum fajar.

28

HR. Thabrani melalui 'Abdullah r.a


Rasulullah Saw bersabda:

Aku melarang umatku berpuasa pada dua hari, yaitu

-Hari Raya Idul Fitri dan

-Hari Raya Qurban.

29

HR. Bukhari, Muslim


Diriwayatkan oleh Adiy bin Hatim r.a, berkata:

Ketika turunnya ayat:

'Hingga nyata bagimu benang yang putih yaitu cahaya siang dari benang yang hitam yaitu kegelapan malam atau fajar'

Adiy bin Hatim berkata kepada Rasulullah Saw:

'Wahai Rasulullah!, aku telah meletakkan dua tali, satu berwarna putih dan satu lagi berwarna hitam, sama-sama dibawah bantalku supaya aku dapat mengenali antara waktu malam dan waktu siang dengan mudah'

Rasulullah Saw bersabda:

'Bantalmu itu sangat lebar. Sesungguhnya maksud benang putih dan benang hitam itu adalah waktu menjelang pagi dan waktu menjelang malam yaitu gelapnya malam'

30

HR. Ahmad melalui Jabir bin Abdullah r.a


Rasulullah Saw bersabda: Allah SWT berfirman:

Aku yang Maha mengetahui balasan-Ku dan yang memilikinya.

Yang demikian itu bukan termasuk hal-hal yang Aku ceritakan pada kalian bahwa kebajikan mendapat pahala sepuluh kali lipat

Dan serupa dengan Infak dijalan Allah, diumpamakan dengan sebuah biji yang menumbuhkan tujuh tangkai dan setiap tangkai ada tujuh ratus biji.

Tetapi pahala Puasa lebih besar dari ini semua dan Aku yang lebih mengetahui dan persoalannya kembali pada-Ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar